(ringkasan materi sharing “Mengelola Waktu dalam Menulis” di grup kepenulisan ProsaTujuh, 29 Mei 2018)
- Membagi waktu buat menulis adalah persoalan prioritas. Jika saat ini ada setidaknya tiga hal yang lebih penting dan mendesak buat hidupmu daripada menulis, jangan menulis dulu. Bereskan setidaknya satu dari tiga urusanmu, baru pikirkan menulis. Percayalah: kita tidak akan bisa menulis dengan baik dalam pikiran kalut (atau kalau ada yang mengaku bisa, aku tidak percaya itu).
- Milikilah pekerjaan primer dan jadikan menulis pekerjaan sekunder—tolong realistislah. Tentang ini, aku juga pernah membahasnya di Quora Indonesia.
- Sama seperti hobi lain, menulis butuh pengorbanan (waktu). Jika ingin serius menulis, kurangi waktumu untuk hobi lain, atau kalau tidak bisa, kurangi jam tidurmu.
- Jangan lupa bahwa menulis itu hobi yang ke mana-mana berbarengan dengan kebiasaan membaca. Jadi, kalau mau menekuni hobi menulis, harus ikut menekuni hobi membaca. Sama saja dengan sekali mendayung harus lewat dua pulau.
- Kalau buat menulis saja kita masih menuruti mood, artinya kita belum menganggap menulis sebagai hal yang penting buat kita. Menulis seharusnya tidak menunggu mood. Mau mood bagus atau jelek—hajar.
- Kecepatan itu penting. Bukan segala-galanya, tetapi menurutku tetap penting. Dengan kemampuan mengetik atau menulis tangan dengan cepat, kita bisa mengalirkan kata-kata ke tulisan lebih cepat, daripada kalau tidak bisa mengetik atau menulis tangan dengan cepat.
- Ciptakan kebiasaan menulis rutin, sebaiknya setiap hari. Tidak harus banyak, 300-700 kata per hari saja cukup. Yang penting terbiasa.
- Makanlah bacaan yang sesuai selera dan kebutuhan. Jangan memaksakan diri membaca buku yang sedang hype, padahal tak sesuai selera dan tak cocok dengan kebutuhan pengembangan kepenulisan—itu cuma buang waktu, mending putar-putarin koin Go-Pay.
- Kalau bukunya memang kalian butuh buat belajar dan mengembangkan ciri kepenulisan, atau buat riset—belilah. Jangan kikir-kikir amat kalau mau maju. Menabunglah, jangan main pesan Go-Food atau main PUBG terus.
- Ikut kelas menulis itu perlu, tapi tidak wajib. Carilah pemateri yang keterampilan menulisnya lebih mumpuni daripada diri sendiri, dan—lagi-lagi—materinya harus cocok dengan kebutuhan pengembangan kepenulisan.
- Aplikasi pengetik cukup Notes di ponsel dan Word processor bawaan di komputer. Kalau ada dana lebih, beli Scrivener saja—aplikasi ini bagus sekali dan amat memudahkan kerja novelis.
- Ikut lomba penting untuk menguji kemampuan. Menang lomba bukan keharusan dalam karir kepenulisan seseorang. Menang lomba biasanya menandakan tulisan kita tepat seperti yang dibutuhkan para juri dan menunjukkan karir kepenulisan berkembang ke arah yang baik. Namun, kalah lomba tidak langsung berarti tulisan buruk—sangat sering kekalahan terjadi karena kekeliruan substansial seperti salah sasaran, tak sesuai selera juri, dsb—dan tidak juga berarti karir kepenulisan berjalan ke arah turun. Kalau menang jangan lalu mengejek karya orang. Kalau kalah jangan lantas berhenti menulis.